Senin, 27 Januari 2014

Perkembangan Harga Bahan Makanan

Text Box: KATA PENGANTAR
 








Informasi harga pangan pokok yang disajikan pada buletin bulan Desember 2007 ini berasal dari hasil olahan data sekunder Departemen Perdagangan (Depperdag) dan Badan Pusat Statistik (BPS). Harga komoditas beras, gula pasir (lokal), minyak goreng, daging sapi, daging ayam broiler,         telur ayam ras, cabe merah besar, bawang merah, kacang tanah, ubi kayu, jagung pipilan, kedele (lokal) dan kacang hijau, merupakan data hasil survei setiap hari kerja di pasar tradisional masing-masing kota. Harga gabah merupakan hasil survei yang dilakukan oleh BPS.
Prediksi harga dilakukan dengan metode peramalan data deret waktu  menggunakan paket program MINITAB versi 13.0.  Model yang digunakan untuk seluruh komoditas adalah model ARIMA. Validasi peramalan dilakukan terhadap beberapa model yang terpilih. Model peramalan terbaik diperoleh apabila model mempunyai nilai MSE (Mean Square Error) dan MAPE (Mean Absolute Percentages Error) yang terkecil.
Sedikit berbeda dengan prediksi sebelumnya, mulai bulan Februari 2007 prediksi harga dilakukan dua bulan kedepan dengan rincian prediksi mingguan. Dengan membagi prediksi kedalam mingguan selama 2 bulan kedepan, diharapkan pembaca dapat lebih mencermati gejala yang terjadi secara lebih terinci, berdasarkan prediksi yang ada. Dan sejak bulan Maret 2007 komoditas yang dianalisis bertambah 4 yaitu jagung pipilan, ubi kayu, kedele (lokal) dan kacang hijau.
Semoga isi buletin ini dapat dimanfaatkan sebagai sistem peringatan dini (early warning system) untuk pemantauan harga bahan pokok di beberapa kota besar di Indonesia (Jawa dan Bali). Early warning system sangat diperlukan pada situasi tertentu, seperti pada saat menghadapi hari besar keagamaan nasional ataupun ketika terjadi bencana alam seperti banjir. Pada situasi demikian memungkinkan terjadinya lonjakan harga yang sangat ekstrim yang disebabkan oleh meningkat-nya permintaan, sementara jalur distribusi mengalami hambatan.


1.      BERAS
Text Box: Sumber : Dep. Perdagangan diolah oleh Pusdatin, Deptan  

Selama bulan Nopember 2007, perkembangan harga rata-rata mingguan beras, di beberapa kota cenderung stabil kecuali di Surabaya berfluktuasi.  Selama bulan Nopember 2007, harga beras tertinggi terjadi di Jakarta yaitu Rp. 5.228,-/kg.  Sementara harga terendah terjadi di Surabaya pada minggu ke IV yaitu Rp. 4.433,-/kg (Grafik 1).
Apabila dibandingkan dengan bulan Oktober 2007, harga beras di Yogyakarta dan Surabaya mengalami kenaikan masing-masing 2,48 persen dan 4,35 persen, sementara di kota-kota lainnya tidak mengalami perubahan dari bulan sebelumnya.  Bila dibanding-kan dengan harga pada bulan Nopember 2006, harga beras di semua kota mengalami kenaikan yang berkisar antara 9,21 persen (Jakarta) sampai 15,71 persen (Semarang), kecuali di Surabaya justru menurun 2,12 persen seperti terlihat pada Tabel 1.
Harga rata-rata beras bulan Desember 2007 dan Januari 2008 diperkirakan akan stabil kecuali di Semarang dan Surabaya akan cenderung meningkat.  Pada bulan Desember perkiraan harga ini berkisar antara Rp. 4.446,-/kg sampai Rp. 5.228,-/kg dengan batas bawah terendah Rp. 4.052,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 5.910,-/kg.  Sementara pada bulan Januari perkiraan harga ini berkisar antara Rp. 4.466,-/kg sampai Rp. 5.228,-/kg dengan batas bawah terendah Rp. 3.896,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 6.232,-/kg.  Harga beras tertinggi diperkirakan akan terjadi di Jakarta pada bulan Januari yang berkisar antara Rp. 4.585,-/kg sampai Rp. 5.961,-/kg.  Sementara harga terendah terjadi di Surabaya pada bulan Januari dengan kisaran Rp. 3.896,-/kg sampai Rp. 5.137,-/kg.




Tabel 1. Perbandingan Harga Rata-rata Beras Nopember terhadap Oktober 2007 dan Nopember 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Desember 2007 dan Januari 2008



2.  JAGUNG PIPILAN


Text Box: Sumber : Dep. Perdagangan diolah oleh Pusdatin, Deptan 

Perkembangan harga rata-rata jagung pipilan di beberapa kota besar selama bulan Nopember 2007 cenderung stabil kecuali di Jakarta dan Yogyakarta cenderung berfluktuasi.  Harga rata-rata mingguan jagung pipilan tertinggi terjadi di Jakarta pada minggu  I yaitu Rp. 5.938,-/kg sementara terendah terjadi di Semarang yaitu Rp. 2.540,-/kg (Grafik 2).
            Dibandingkan dengan harga bulan Oktober 2007, harga jagung pipilan di Yogyakarta dan Surabaya meningkat masing-masing 16,11 persen dan 3,87 persen sementara di kota lainnya stabil kecuali di Jakarta menurun 7,64 persen (Tabel 2).  Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, harga jagung pipilan mengalami peningkatan di semua kota.  Peningkatan harga ini berkisar antara 0,79 persen (Semarang) sampai 48,15 persen (Bandung).
            Harga rata-rata mingguan jagung pipilan pada bulan Desember 2007 dan Januari 2008 diperkirakan akan sedikit naik di Jakarta, Yogyakarta dan Denpasar, sementara di Surabaya diperkirakan naik pada bulan Desember dan turun pada bulan Januari 2008.  Pada bulan Desember perkiraan harga ini berkisar antara Rp. 2.540,-/kg sampai Rp. 4.347,-/kg dengan batas bawah terendah Rp. 2.457,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 5.605,-/kg.  Sementara pada bulan Januari perkiraan harga ini berkisar antara Rp. 2.540,-/kg sampai Rp. 4.368,-/kg dengan batas bawah terendah Rp. 2.421,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 6.334,-/kg.  Harga tertinggi diperkirakan akan terjadi di Jakarta yaitu sebesar Rp. 4.368,-/kg pada bulan Januari 2008, sementara harga terendah diperkirakan terjadi di Semarang yaitu Rp. 2.540,-/kg (Tabel 2).





Tabel 2. Perbandingan Harga Rata-rata Jagung Pipilan Nopember terhadap Oktober 2007 dan Nopember 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007 dan Jan. 2008


3.  UBI KAYU
Text Box: Sumber : Dep. Perdagangan diolah oleh Pusdatin, Deptan

Perkembangan harga rata-rata ubi kayu di beberapa kota besar selama bulan Nopember 2007 di beberapa kota cenderung stabil kecuali di Jakarta dan Bandung cenderung berfluktuasi.  Harga rata-rata mingguan ubi kayu tertinggi terjadi di Jakarta yaitu Rp. 3.233,-/kg sementara terendah terjadi di Yogyakarta yaitu Rp. 1.000,-/kg (Grafik 3).
            Dibandingkan dengan harga bulan Oktober 2007, harga ubi kayu di Jakarta, Bandung dan Surabaya naik berkisar antara 4,27 persen (Jakarta) dan 6,67 persen (Surabaya) dan di kota lainnya stabil.  Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, harga ubi kayu mengalami kenaikan yang berkisar antara 14,89 persen (Semarang) sampai 146,90 persen (Bandung).  Sementara di Yogyakarta dan Denpasar stabil (Tabel 3).
            Harga rata-rata mingguan ubi kayu pada bulan Desember 2007 dan Januari 2008 diperkirakan cenderung stabil kecuali di Jakarta dan Surabaya sedikit meningkat.  Pada bulan Desember 2007 perkiraan harga ini berkisar antara Rp. 1.000,-/kg sampai Rp. 3.172,-/kg dengan batas bawah terendah Rp. 491,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 3.990,-/kg.  Sementara pada bulan Januari perkiraan harga ini berada pada kisaran Rp. 1.000,-/kg sampai Rp. 3.234,-/kg dengan batas bawah terendah Rp. 365,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 4.472,-/kg.  Harga tertinggi diperkirakan akan terjadi di Jakarta yaitu sebesar Rp. 3.234,-/kg, sementara harga terendah diperkirakan terjadi di Yogyakarta yaitu Rp. 1.000,-/kg (Grafik 3).




Tabel 3. Perbandingan Harga Rata-rata Ubi Kayu Nopember terhadap Oktober 2007 dan Nopember 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007 dan Jan. 2008


4.             KEDELE



Perkembangan harga rata-rata mingguan komoditas kedele lokal selama bulan Nopember 2007 relatif stabil di Semarang dan Denpasar masing-masing pada tingkat harga sebesar Rp. 2.540,-/kg dan Rp. 3.500,-/kg. Sedangkan di Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya cenderung terjadi peningkatan harga sampai dengan minggu IV. Pada periode ini, harga kedele lokal tertinggi terjadi di Jakarta pada minggu III sebesar Rp. 6.433,-/kg, sedangkan harga terrendah terjadi di Semarang pada minggu I hingga IV sebesar Rp. 2.540,-/kg (Grafik 4).
Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, harga kedele lokal pada bulan Nopember 2007 mengalami peningkatan di Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya, masing-masing sebesar 10,33 persen, 0,37 persen dan 3,10 persen, sedangkan di Semarang dan  Denpasar harga kedele lokal turun masing-masing sebesar 53,93 persen dan 30,00 persen (Tabel 4). Demikian pula, apabila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, juga terjadi kenaikan harga di Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya, sementara penurunan harga terjadi di Semarang dan Denpasar masing-masing sebesar 46,72 peresn dan 30 persen.
Pada bulan Desember 2007, harga rata-rata kedele lokal diperkirakan akan sedikit naik di Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya. Sedangkan di Denpasar turun, dan di Semarang stabil.  Pada bulan Desember 2007, harga rata-rata kedele lokal diperkirakan akan berkisar antara Rp. 2.540,-/kg (Semarang) hingga Rp. 6.458,-/kg (Jakarta), dengan batas atas tertinggi Rp. 7.262,-/kg dan batas bawah terendah Rp. 2.014. Kemudian, pada bulan berikutnya, yakni Januari 2008, harga rata-rata kedele lokal diperkirakan akan berkisar antara Rp. 2.540,-/kg (Semarang) hingga Rp. 6.553,-/kg (Jakarta), dengan batas atas tertinggi Rp. 7.764,-/kg dan batas bawah terendah Rp. 1.829,-/kg seperti terlihat pada Tabel 4.

  
Text Box: Sumber : Dep. Perdagangan diolah oleh Pusdatin, Deptan
Tabel 4. Perbandingan Harga Kedele Lokal Bulan Nopember terhadap Oktober 2007 dan Nopember 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007 dan Jan. 2008



5.       KACANG HIJAU

Sumber : Dep. Perdagangan diolah oleh Pusdatin, Deptan
 
 


Perkembangan harga rata-rata mingguan kacang hijau selama bulan Nopember 2007 cenderung stabil di Bandung, Semarang dan Denpasar masing-masing pada tingkat harga sebesar Rp. 8.250,-/kg, Rp. 7.500,-/kg dan Rp. 8.000,-/kg. Sementara di Jakarta dan Yogyakarta cenderung mengalami penurunan harga, sedangkan di Yogyakarta mengalami penurunan harga di minggu II kemudian stabil sampai minggu IV      (Grafik 5).
            Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Oktober 2007), maka harga rata-rata kacang hijau mengalami peningkatan di bandung dan Surabaya masing-masing sebesar 0,26 persen dan 0,13 persen. Sedangkan di Jakarta, Semarang dan Yogyakarta terjadi penurunan harga masing-masing sebesar 6,25 persen, 0,13 persen dan 3,96 persen. Sementara di Denpasar tidak terjadi perubahan harga. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (Nopember 2006) terjadi peningkatan harga kacang hijau  di semua kota besar kecuali di Jakarta yang sedikit turun (Tabel 5).
            Pada bulan Desember 2007, harga rata-rata kacang hijau diperkirakan akan mengalami peningkatan di Bandung, sedangkan di Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya mengalami penurunan harga. Sementara di Semarang dan Denpasar tidak terjadi perubahan harga. Pada bulan Desember 2007, harga kacang hijau diperkirakan akan berkisar antara Rp. 7.029,-/kg (Yogyakarta) hingga Rp. 8.357,-/kg (Jakarta) dengan batas bawah terendah Rp. 6.181,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 9.310,-/kg. Demikian pula pada bulan berikutnya (Januari 2008), harga rata-rata kacang hijau diperkirakan akan berkisar antara Rp. 7.075,-/kg (Yogyakarta) hingga Rp. 8.400,-/kg (Jakarta), dengan batas bawah terendah Rp. 5.453,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 10.317,-/kg (Tabel 5).


Tabel 5. Perbandingan Harga Rata-rata Kacang Hijau Nopember terhadap Oktober 2007 dan Nopember 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007 dan Jan. 2008



6.             KACANG TANAH
Text Box: Sumber : Dep. Perdagangan diolah oleh Pusdatin, Deptan

Perkembangan harga rata-rata mingguan kacang tanah selama bulan Nopember 2007 cenderung terus terjadi peningkatan harga di Semarang, sedangkan di Surabaya terjadi penurunan harga. Sementara di Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Denpasar cenderung berfluktuasi (Grafik 6).
            Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, maka harga rata-rata kacang tanah pada bulan Nopember 2007 mengalami penurunan di semua kota besar yang berkisar antara 0,54 persen hingga 9,75 persen, kecuali di Denpasar naik 2,08 persen. Apabila dibanding-kan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya (Nopember 2006) maka harga kacang tanah juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi di semua kota besar (Tabel 6).
            Pada bulan Desember 2007, harga rata-rata kacang tanah diperkirakan akan mengalami peningkatan di kota Jakarta dan Semarang, sedangkan di Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Denpasar terjadi penurunan harga. Harga rata-rata kacang tanah pada bulan Desember 2007 diperkirakan akan berkisar antara Rp. 9.921,-/kg (Yogyakarta) hingga    Rp. 13.744,-/kg (Bandung). Kemudian, pada bulan Januari 2008, harga rata-rata kacang tanah diperkirakan akan berkisar antara          Rp. 9.796,-/kg (Yogyakarta) hingga Rp. 13.749,-/kg (Bandung).



Tabel 6. Perbandingan Harga Rata-rata Kacang Tanah Nopember terhadap Oktober 2007 dan Nopember 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007 dan Jan. 2008


7.   DAGING SAPI

Text Box: Sumber : Dep. Perdagangan diolah oleh Pusdatin, DeptanPerkembangan harga rata-rata mingguan daging sapi selama bulan Nopember  2007 di Jakarata dan Surabaya cenderung menurun. Sedangkan di Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Denpasar harga relatif stabil masing-masing pada tingkat harga Rp. 49.000,-/kg, Rp. 48.200,-/kg,        Rp. 48.000,-/kg dan        Rp. 35.000,-/kg. Pada periode ini, harga  terendah terjadi di Denpasar rata-rata sebesar Rp. 35.000,-/kg dan tertinggi di Jakarta pada minggu I sebesar             Rp. 54.000,-/kg (Grafik 7).
Dibandingkan dengan harga rata-rata pada bulan sebelumnya harga daging sapi pada bulan Nopember 2007 mengalami penurunan di semua kota, di Jakarta turun 5,65 persen, di Bandung 3,52 persen, Semarang 0,51 persen, Yogyakarta 0,26 persen, Surabaya 1,49 persen dan  Denpasar turun 3,31 persen. Apabila dibandingkan dengan harga pada bulan yang sama tahun sebelumnya, harga rata-rata daging sapi mengalami kenaikan di empat kota (Jakarta 7,92 persen, Semarang 0,99 persen, Yogyakarta 3,93 persen dan Denpasar 2,84 persen). Sedang di Bandung dan Surabaya justru turun, masing-masing sebesar 1,96 persen dan 0,94 persen (Tabel 7).
Pada bulan Desember 2007 dan Januari 2008 harga  rata-rata daging sapi diperkirakan akan sedikit mengalami kenaikan kecuali harga di Yogyakarta dan Denpasar diperkirakan akan stabil masing-masing pada tingkat harga Rp. 48.000,-/kg dan Rp. 35.000,-/kg. Pada bulan Desember 2007 harga tertinggi terjadi di Jakarta sebesar Rp.53.720,-/kg, dengan batas atas              Rp. 59.955,-/kg dan batas bawah Rp. 48.332. Sedangkan harga terendah terjadi di Denpasar yaitu sebesar Rp. 35.000,-/kg, dengan  batas  bawah Rp. 32.460,-/kg dan batas atas Rp. 37.739,-/kg. Pada bulan Januari 2008 perkiraan harga rata-rata daging sapi tertinggi tetap di Jakarta sebesar Rp. 54.016,-/kg dengan batas atas Rp.63.444,-/kg. Harga terendah diperkirakan di kota Denpasar Rp.35.000,-/kg dengan batas bawah Rp.31.463,-/kg (Tabel 7).


Tabel 7. Perbandingan Harga Rata-rata Daging Sapi Nopember terhadap Oktober 2007 dan Nopember 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007 dan Jan. 2008


8.            DAGING AYAM BROILER



Perkembangan harga rata-rata mingguan daging ayam broiler selama  bulan Nopember 2007 di enam kota besar bervariasi. Harga rata-rata terendah terjadi di Denpasar pada minggu I sebesar Rp.15.333,-/kg. Sedangkan harga tertinggi terjadi di Jakarta pada minggu I yaitu sebesar           Rp. 17.633,-/kg. (Grafik 8).
Dibandingkan dengan harga bulan sebelumnya harga rata-rata daging ayam broiler bulan Nopember 2007 pada umumnya mengalami penurunan  antara 4,48 persen (Yogyakarta) sampai 10,04 persen (Jakarta), kecuali Denpasar naik 1,42 persen.  Jika dibandingkan dengan harga pada bulan yang sama tahun sebelumnya, harga rata-rata daging ayam broiler pada umumnya mengalami kenaikan, antara 0,22 persen (Surabaya) hingga 4,39 persen (Yogyakarta). Kecuali Bandung dan Denpasar  mengalami penurunan masing-masing sebesar 5,42  persen dan 7,33 persen. (Tabel 8).
Harga rata-rata daging ayam broiler bulan Desember 2007 dan Januari 2008 diperkirakan akan bervariasi, beberapa kota meningkat dan di beberapa kota turun. Pada bulan Desember 2007 perkiraan harga akan berkisar antara Rp.15.007,-/kg (Surabaya) sampai                Rp. 17.387,- /kg (Bandung), dengan batas bawah terendah Rp. 11.868,-/kg dan batas atas tertinggi Rp 21.599,-/kg. Sedangkan bulan Januari 2008 perkiraan hargaakan berkisar  antara   Rp.  14.277,-/kg (Surabaya) dengan batas bawah terendah Rp. 10.727,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 23.969,-/kg (Tabel 8).



Sumber : Dep. Perdagangan diolah oleh Pusdatin, Deptan
 
 


Tabel 8. Perbandingan Harga Rata-rata Ayam Broiler Nopember terhadap Oktober 2007 dan Nopember 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007 dan Jan. 2008


9.       TELUR AYAM RAS


Selama bulan Nopember 2007 perkembangan harga rata-rata mingguan telur ayam ras di enam kota besar Jawa dan Bali bervariasi, dengan kisaran harga antara Rp. 8.483,-/kg (Surabaya minggu IV) hingga Rp.10.417,-/kg  (Jakarta di minggu III), seperti terlihat pada Grafik 9.
Dibandingkan dengan harga bulan sebelumnya harga rata-rata telur ayam ras bulan Nopember 2007 pada umumnya mengalami penurunan  antara 0,24  persen (Surabaya) hingga 9,39 persen (Denpasar). Hanya di Bandung dan Yogyakarta mengalami sedikit kenaikan, sebesar 0,57 persen dan 0,60 persen. Apabila dibandingkan dengan harga pada bulan yang sama tahun sebelumnya, harga rata-rata telur ayam ras mengalami kenaikan di semua kota antara 3,78 persen (Denpasar) sampai 16,97 persen (Jakarta), seperti terlihat pada Tabel 9.
Perkiraan harga rata-rata telur ayam ras pada bulan Desember 2007,  dan Januari 2008 cederung berfluktuasi, di sebagian kota cenderung naik sedang di kota lain cenderung turun. Pada Desember 2007 harga diperkirakan akan berkisar antara Rp. 8.132,-/kg (Surabaya) hingga Rp. 10.215,-/kg (Jakarta),  dengan batas bawah terendah Rp. 6.667,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 12.030,-/kg. Pada bulan Januari  2008 harga diperkirakan akan berkisar antara Rp. 7.774,-/kg (Surabaya) hingga Rp. 10.221,-/kg (Jakarta), dengan batas bawah terendah  Rp. 6.179,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 12.858      (Tabel 9).

Text Box: Sumber : Dep. Perdagangan diolah oleh Pusdatin, Deptan
Tabel 9. Perbandingan Harga Rata-rata Telur Ayam Ras Nopember terhadap Oktober 2007 dan Nopember 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007 dan Jan. 2008


10.         GULA PASIR

Text Box: Sumber : Dep. Perdagangan diolah oleh Pusdatin, Deptan

Perkembangan harga rata-rata gula pasir di Jakarta, Bandung dan Yogyakarta selama bulan Nopember 2007 cenderung stabil, sedangkan di Semarang, Yogyakarta dan Surabaya mengalami penurunan pada minggu III dan IV.  Harga rata-rata mingguan gula pasir tertinggi terjadi di Jakarta pada minggi I, II dan IV yaitu sebesar Rp. 6.680,-/kg sementara terendah terjadi di Surabaya pada minggu IV yaitu sebesar Rp. 5.658,-/kg (Grafik 10).
            Dibandingkan dengan harga bulan Oktober 2007, harga gula pasir di beberapa kota mengalami sedikit penurunan yang berkisar antara 0,01 persen (Jakarta) sampai 0,95 persen (Surabaya), sebaliknya di Bandung terjadi kenaikan harga yaitu sebesar 0,18 persen, sedangkan di Denpasar tidak terjadi perubahan harga.  Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, harga gula pasir mengalami kenaikan di beberapa kota berkisar antara 0,22 persen (Yogyakarta) sampai 8,25 persen (Jakarta), sedangkan di Semarang dan Surabaya mengalami penurunan masing-masing sebesar 2,26 persen dan 5,42 persen, sementara di Denpasar tidak mengalami perubahan, seperti terlihat pada Tabel 10.
Harga rata-rata mingguan gula pasir pada bulan Desember 2007 dan Januari 2008 diperkirakan akan relatif stabil hampir di semua kota, kecuali di Yogyakarta mengalami sedikit penurunan.  Pada bulan Desember 2007 perkiraan harga ini berkisar antara Rp. 5.669,-/kg sampai Rp. 6.681,-/kg dengan batas bawah terendah Rp. 5.147,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 7.198,-/kg.  Sementara pada bulan Januari 2008 perkiraan harga ini berkisar antara Rp. 5.669,-/kg sampai Rp. 6681,-/kg dengan batas bawah terendah Rp. 4.830,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 7.453,-/kg.  Harga tertinggi diperkirakan akan terjadi di Jakarta yaitu sebesar Rp. 6.681,-/kg, sementara harga terendah diperkirakan terjadi di Surabaya yaitu sebesar Rp. 5.669,-/kg (Tabel 10).


Tabel 10.   Perbandingan Harga Rata-rata Gula Pasir Nopember terhadap Oktober 2007 dan Nopember 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007 dan Jan. 2008



11.         MINYAK GORENG

Text Box: Sumber : Dep. Perdagangan diolah oleh Pusdatin, Deptan

            Perkembangan harga rata-rata mingguan minyak goreng di Jawa dan Bali selama bulan November 2007 relatif stabil (perubahan harga hanya sedikit) dibandingkan pada awal tahun 2007 . Harga rata-rata di Denpasar sangat stabil pada tingkat harga Rp. 9.000,-/kg. Sementara di Jakarta terus mengalami penurunan hingga leve Rp. 8.834,-/kg pada minggu IV dari sebesar Rp. 9.100,-/kg pada minggu I, seperti terlihat pada Grafik 11.
Dibandingkan bulan Oktober 2007, harga rata-rata mingguan minyak goreng bulan November 2007 umumnya mengalami peningkatan antara 1,20 persen (Semarang) hingga 3,31 persen (Yogyakarta). Sedangkan di Jakarta justru mengalami penurunan sebesar 1,95 persen. Sementara di Denpasar tidak mengalami perubahan harga sedikitpun. Dan bila dibandingkan dengan harga rata-rata pada bulan November 2006, terjadi peningkatan yang sangat signifikan disemua kota hingga mencapai 54,63 persen (Yogyakarta). Hal ini terjadi karena pada tahun 2007 terjadi peningkatan harga CPO (Tabel 11).
Harga rata-rata mingguan bulan Desember 2007 dan bulan Januari 2008 diperkirakan akan berkisaran pada harga Rp. 8.000,- an/kg, kecuali di Denpasar yang tetap lebih tinggi dari harga di Jawa. Pada bulan Desember 2007 harga diperkirakan akan berkisar antara Rp. 8.499,-/kg (Yogyakarta) hingga Rp. 9.019,-/kg (Denpasar), dengan batas bawah terendah sebesar Rp. 7.514,-/kg dan batas atas tertinggi sebesar Rp. 10.247,-/kg. Perkiraan harga rata-rata bulan Januari 2008 diperkirakan akan berkisar antara Rp. 8.499,-/kg (Yogyakarta) hingga Rp. 9.050,-/kg (Denpasar), dengan batas bawah terendah sebesar Rp. 7.156,-/kg dan batas atas tertinggi sebesar Rp. 10.847,-/kg (Tabel 11).


Tabel 11.   Perbandingan Harga Rata-rata Minyak Goreng Nopember terhadap Oktober dan Nopember 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007 dan Jan. 2008


12.         BAWANG MERAH


Text Box: Sumber : Dep. Perdagangan diolah oleh Pusdatin, Deptan

Selama bulan Nopember 2007, per-kembangan harga rata-rata mingguan bawang merah, di semua kota mengalami kenaikan harga yang cukup tajam.  Kenaikan harga yang cukup tajam terjadi di beberapa kota pada minggu IV yang berkisar antara Rp. 1.400,-/kg sampai Rp. 4.459,-/kg. Selama bulan Nopember 2007, harga bawang merah tertinggi terjadi di Surabaya pada minggu IV yaitu Rp. 14.417,-/kg.  Sementara harga terendah terjadi di Semarang pada minggu I yaitu Rp. 8.650,-/kg     (Grafik 12).
Apabila dibandingkan dengan bulan Oktober 2007,  harga bawang merah di semua kota mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi berkisar antara 37,96 persen (Jakarta) sampai 68,02 persen (Yogyakarta).  Demikan pula bila dibandingkan dengan harga pada bulan Nopember 2006, harga bawang merah di semua kota mengalami kenaikan yang cukup tinggi hingga mencapai 137,16 persen, sementara di kota lainnya berkisar antara 58,37 persen (Denpasar) sampai 96,44 persen (Surabaya), seperti terlihat pada Tabel 12.
Harga rata-rata bawang merah bulan Desember 2007 dan Januari 2008 diperkirakan akan meningkat di semua kota Jawa dan Bali. Pada bulan Desember 2007 perkiraan harga ini berkisar antara     Rp. 11.953,-/kg sampai Rp. 15.043,-/kg dengan batas bawah terendah Rp. 7.777,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 21.753,-/kg.  Sementara pada bulan Januari 2008 diperkiraan harga ini berkisar antara Rp. 12.157,-/kg sampai Rp. 15.043,-/kg dengan batas bawah terendah Rp. 6.442,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 27.178,-/kg.  Harga tertinggi diperkirakan akan terjadi di Semarang yaitu sebesar Rp. 15.043,-/kg, sementara harga terendah diperkirakan terjadi di Depasar pada bulan Desember 2007 minggu I yaitu sebesar Rp. 11.877,-/kg (Tabel 10).


Tabel 12. Perbandingan Harga Rata-rata Bawang Merah Nopember terhadap Oktober 2007 dan Nopember 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007 dan Jan. 08


13.   CABE MERAH BESAR


Perkembangan harga rata-rata cabe merah besar di beberapa kota besar selama bulan Nopember 2007 mengalami kenaikan, kecauli di Jakarta pada minggu IV terlihat turun dari minggu III.  Sedangkan di Bandung hingga minggu III meng-alami penurunan, untuk kemudian sedikit naik pada minggu IV. Sementrara di Yogyakarta  berfluktuasi. Harga rata-rata mingguan Cabe Merah Besar tertinggi terjadi di Jakarta pada minggi III yaitu sebesar Rp.16.167,-/kg sementara terendah terjadi di Denpasar pada minggu I dan II yaitu sebesar Rp. 9.000,-/kg (Grafik 13).
 Dibandingkan dengan harga bulan Oktober 2007, harga cabe merah besar di beberapa kota mengalami kenaikan yang berkisar antara 0,53 persen (Denpasar) sampai 16,68 persen (Yogyakarta), sedangkan di Semarang dan Surabaya mengalami penurunan masing-masing sebesar 3,44 persen dan 16,14 persen.  Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, harga cabe merah besar mengalami peningkatan yang cukup besar hingga mencapai 105,24 persen terjadi di Yogyakarta, demikian pula di kota lainnya yang berkisar antara 38,44 persen (Jakarta) sampai 99,29 persen (Denpasar).
Harga rata-rata mingguan cabe merah besar pada bulan Desember 2007 dan Januari 2008 diperkira-kan akan menurun hampir di semua kota, kecuali di Denpasar mengalami sedikit kenaikan.  Pada bulan Desember 2007 perkiraan harga ini berkisar antara Rp. 9.035,-/kg sampai Rp. 14.934,-/kg dengan batas bawah terendah Rp. 4.200,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 28.388,-/kg.  Sementara pada bulan Januari 2008 perkiraan harga ini berkisar antara Rp. 8.290,-/kg sampai Rp. 14.306,-/kg dengan batas bawah terendah Rp. 3.465,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 33.695,-/kg.  Harga tertinggi diperkirakan akan terjadi di Jakarta pada bulan Desember 2007 minggu I yaitu sebesar Rp. 15.244,-/kg.  Sementara harga terendah diperkirakan terjadi di Surabaya pada bulan Januari 2008 minggu IV yaitu sebesar Rp. 10.159,-/kg (Tabel 13).

Text Box: Sumber : Dep. Perdagangan diolah oleh Pusdatin, Deptan 



Tabel 13.   Perbandingan Harga Rata-rata Cabe Merah Nopember terhadap Oktober 2007 dan Nopember 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007 dan Jan. 2008
14.         GABAH


Pengamatan yang dilakukan di 18 (delapan belas) propinsi pada bulan Nopember 2007 diperoleh keragaan harga gabah di tingkat petani dan penggilingan sebagai berikut:
a.       Menurut pengamatan harga di tingkat penggilingan secara rataan, transaksi harga gabah yang berada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) adalah sebanyak 92,18 persen, sementara transaksi yang dibawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) adalah sebanyak 7,52 persen (Tabel 14).
b.       Harga gabah yang berada di bawah HPP terdapat di 7 (tujuh) provinsi, dan yang sama dengan HPP terdapat di 2 (dua) provinsi yaitu Sumatera Barat dan Sulawesi Barat. Pada bulan Nopember 2007 persentase observasi transaksi harga gabah yang seluruhnya (100 persen) berada di bawah HPP dan yang seluruhnya (100 persen) sama dengan HPP tidak ada.
c.       Pengamatan pada bulan Nopember 2007, harga gabah yang berada diatas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terdapat di 18 (delapan belas) provinsi, dimana seluruh observasi transaksi harga gabahnya diatas HPP (100 persen), yaitu N. Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau,  Jambi, Lampung, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Utara.  Sedangkan yang secara relatif harga gabahnya di atas harga pembelian pemerintah lebih besar dijumpai di propinsi Sumatera Barat (94,74 persen), Jawa Barat (96,59 persen, Jawa Tengah (92,86 persen) dan Jawa Timur (92,05 persen).


Tabel 14.   Persentase Observasi Transaksi Harga Gabah ditingkat Penggilingan,   Bulan Nopember 2007

No

Propinsi
Sama dengan HPP (%)
Di Atas
HPP
(%)
Di Bawah HPP
(%)
Di Luar Kelompok Kualitas
 (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
01
N. Aceh Darussalam
-
100,00
-
-
02
Sumatera Utara
-
100,00
-
4,17
03
Sumatera Barat
1,31
94,74
3,95
5,00
04
Riau
-
100,00
-
-
05
Jambi
-
100,00
-
75,00
06
Lampung
-
100,00
-
-
07
Jawa Barat
-
96,59
3,41
16,19
08
Jawa Tengah
-
92,86
7,14
59,62
09
D.I. Yogyakarta
-
83,33
16,67
-
10
Jawa Timur
-
92,05
7,95
32,82
11
Banten
-
44,44
55,56
-
12
Bali
-
100,00
-
8,22
13
Kalimantan Barat
-
100,00
-
-
14
Kalimantan Tengah
-
100,00
-
-
15
Kalimantan Selatan
-
100,00
-
-
16
Sulawesi Utara
-
100,00
-
-
17
Sulawesi Selatan
-
68,97
31,03
9,37
18
Sulawesi  Barat
33,33
66,67
-
80,00

Tingkat  Penggilingan
0,29
92,18
7,52
22,87
Sumber : BPS, Laporan Monitoring s/d Nopember 2007


d.      Dalam bulan Nopember 2007 observasi transaksi harga gabah yang diluar kelompok kualitas (kadar air di atas 25 persen dan atau kadar hampa dan kotoran lebih besar 15 persen) terdapat di 9 (sembilan) provinsi. Secara rataan jumlah transaksi harga gabah diluar kelompok kualitas tersebut adalah sebesar 22,87 persen untuk tingkat penggilingan (Tabel 14).
e.       Gabah Kualitas Rendah periode bulan Mei sampai dengan Nopember 2007 terdapat di 18 (Delapan belas) propinsi yaitu N. Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau Jambi, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara. Bila dibandingan dengan bulan Oktober 2007, persentase harga gabah di tingkat penggilingan untuk gabah kualitas rendah mengalami penurunan di propinsi Sumut, Sumbar dan Jabar, sedangkan di propinsi Jambi, Jateng, Jatim, Bali, Sulsel dan Sulbar mengalami peningkatan (Tabel 15).



Tabel 15.   Persentase Observasi Transaksi Harga Gabah Tingkat Penggilingan
                         Gabah Kualitas Rendah, Mei s/d Nopember 2007
No.
Propinsi
2007
Mei
Juni
Juli
Agust.
Sept.
Okt.
Nop.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
1
  N. Aceh Darussalam
-
-
-
-
-
-
-
2
  Sumatera Utara
10,26
4,76
41,67
37,04
44,74
11,11
4,17
3
  Sumatera Barat
2,90
3,51
4,55
3,03
7,89
6,06
5,00
4
  Riau
-
-
-
-
-
-
-
5
  Jambi
38,89
40,00
33,33
50,00
-
-
75,00
6
  Lampung
26,67
-
20,00
-
13,33
3,03
-
7
  Jawa Barat
28,30
13,71
24,14
27,03
22,54
17,19
16,19
8
  Jawa Tengah
29,84
58,44
46,49
25,71
8,11
28,57
59,62
9
  D.I. Yogyakarta
-
-
-
-
-
-
-
10
  Jawa Timur
33,67
14,69
6,52
21,39
23,18
20,77
32,82
11
  Banten
20,83
-
-
3,70
-
-
-
12
  Bali
3,39
13,04
37,93
19,44
10,28
6,52
8,22
13
  Nusa Tenggara Barat
46,94
-
19,51
23,19
-
-
-
14
  Kalimantan Timur
40,00
-
-
100,00
-
-
-
15
  Sulawesi Tengah
-
-
-
-
-
-
-
16
  Sulawesi Selatan
3,85
-
-
-
2,04
-
9,37
17
  Sulawesi Barat
10,00
-
-
-
-
-
80,00
18
  Sulawesi Tenggara
-
-
-
-
-
40,00
-
 Sumber : BPS, Laporan Monitoring s/d Nopember 2007


f.        Persentase harga gabah di tingkat penggilingan untuk observasi di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP), pada bulan Maret sampai Nopember 2007 terlihat berfluktuasi, sedangkan gabah kualitas rendah terlihat meningkat hingga bulan April 2007, untuk kemudian berfluktuasi pada bulan berikutnya. Bila dibandingkan dengan bulan Oktober 2007, baik harga gabah di bawah HPP maupun kualitas rendah mengalami peningkatan (Tabel 16).



Tabel 16.   Persentase Transaksi Harga di Bawah HPP dan Gabah Kualitas
                   Rendah (Maret s/d Nopember 2007)
Rincian
Di Tingkat Penggilingan (%)
2007
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agust.
Sept.
Okt.
Nop.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

Obs. Di bawah HPP
0,24
41,67
28,02
14,66
8,20
10,34
8,65
4,55
7,52

Obs. Gabah Kualitas Rendah
25,02
31,92
22,37
15,15
16,82
16,63
12,80
11,15
22,87
Sumber : BPS, Laporan Monitoring s/d Nopember 2007



g.       Harga rata-rata gabah pada bulan Nopember 2007, baik ditingkat penggilingan maupun petani untuk kualitas GKG dan Kualitas Rendah mengalami penurunan, sedangkan kualitas GKP sedikit mengalami peningkatan, bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, Seperti terlihat pada Tabel  17.




Tabel 17.  Rata-rata Harga Gabah Menurut Kualitas, September s/d Nopember 2007
Kualitas
HPP
Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
% Peru-bahan
Tingkat Petani (Rp/Kg)
% Peru-bahan
2007
Sept.
Okt.
Nop.
Nop. thd Okt.
Sep.
Okt.
Nop.
Nop. thd Okt.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
 a.  GKG
2.575 *)
2.542,36
2.790,83
2.648,64
-5,09
2.490,00
2.707,08
2.600,02
-3,95
 b.  GKP
2.000 **)
2.035 *)
2.364,44
2.375,65
2.379,56
0,16
2.310,00
2.319,79
2.330,89
0,48
 c.  Diluar
      Kualitas
-
2.248,83
2.213,84
2.184,33
-1,33
2.185,66
2.148,70
2.134,65
-0,65







Sumber : BPS, Laporan Monitoring s/d Nopember 2007
Keterangan : *) HPP ditingkat Penggilingan       **) HPP ditingkat Petani



h.   Menurut laporan hasil monitoring BPS, selisih harga rata-rata gabah (Rp/kg) di tingkat penggilingan terhadap harga pembelian pemerintah untuk masing-masing kelom-pok kualitas seperti disajikan pada Tabel 18, adalah sebagai berikut  :
·         Selisih harga untuk GKG sebesar  Rp. 73,64 (2,86 persen di atas HPP).
·         Selisih harga untuk GKP  sebesar  Rp. 330,89 (16,54 persen di atas HPP).
Sementara untuk harga GKP di tingkat petani:
·         Selisih harga untuk GKP  sebesar  Rp. 344,56 (16,93 persen di atas HPP).

Tabel 18.  Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan Bulan Nopember 2007


Kelompok Kualitas

Harga gabah ditingkat petani (Rp/kg)
Rata-rata harga tingkat penggilingan (Rp/kg)
Harga  Pembelian Pemerintah
(HPP)* (Rp/kg)
Selisih kolom (5) terhadap kolom(6)
Terendah
Tertinggi
Rata-rata
(Rp/kg)
(%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
GKG

2.000,00

2.850,00

2.600,02

2.648,64
2.575 (Penggilingan)

73,64

2,86

GKP

1.260,00

3.200,00

2.330,89

2.379,56
2.000 (petani)
2.035 (peng-gilingan)
330,89
344,56
16,54
16,93
Diluar Kualitas
1.900,00
3.100,00
2.134,65
2.184,33
-
-
-
Keterangan  :  *) HPP berdasarkan INPRES NOMOR 3 TAHUN 2007 tgl. 31 Maret 2007
                                 diberlakukan mulai 1 April 2007
Sumber : BPS, Laporan Monitoring Nopember 2007



i.         Selanjutnya dari observasi yang telah dilakukan BPS selama bulan Nopember 2007 (Tabel 18) diperoleh informasi mengenai keadaan gabah yang dijual petani sebagai berikut :
  • Harga Pembelian Pemerintah (HPP) kelompok kualitas GKG pada bulan Nopember 2007 sebesar Rp. 2.575,00 /kg.  Harga gabah terendah di tingkat petani pada kelompok kualitas GKG adalah Rp.2.000,00/kg yaitu di Lebak, Banten, sedangkan harga tertinggi Rp. 2.850,00 /kg terjadi di Deli Serdang, Sumut. Sementara rata-rata harga di tingkat penggilingan adalah Rp. 2.648,64/kg.
  • Harga Pembelian Pemerintah (HPP) kelompok kualitas GKP pada bulan Nopember 2007 sebesar Rp. 2.000,00 /kg untuk tingkat petani dan Rp. 2.035,00/kg untuk tingkat penggilingan.  Harga gabah terendah di tingkat petani pada kelompok kualitas GKP adalah Rp.1.260,00/kg yaitu di Madiun, Jatim, sedangkan harga tertinggi Rp. 3.200,00 /kg terjadi di Solok, Sumbar.  Sementara rata-rata harga di tingkat penggilingan adalah Rp. 2.379,56 /kg.
  • Untuk harga gabah diluar kelompok kualitas, harga terendah di tingkat petani Rp.1.900,00 /kg terjadi di Bogor & Sukabumi, Jabar. Karang Anyar, Jatim. Ngawi & Pasuruan, Jatim,  Sedangkan harga tertinggi Rp. 3.100,00/kg terjadi di Solok, Sumbar dengan rata-rata    Rp. 2.134,65/kg. Sementara rata-rata harga di tingkat penggilingan adalah Rp. 2.184,33/kg.




R Programming: Tutorial Program Aplikasi Software Statistik

Tutorial Membuat Website Sendiri Gratis Template Website Iklan Rumah

Tutorial Matlab: Modul Belajar Contoh Aplikasi Program

Menjadi Instruktur iTutor

Cara Membuat Website Sendiri Gratis Template

Cara Membuat Website Sendiri (Website Iklan Baris)

Cara Membuat Website Gratis Template

Cara Membuat Web Komunitas Seperti Facebook

Cara Membuat Facebook dan Twitter Menggunakan Template

Cara Membuat Blog, Toko Online, Iklan Google, Promosi Produk Afiliasi

Cara Membuat Aplikasi Android: Contoh Aplikasi Android Game dan Memonetasinya

Belajar Visual Basic: Video Tutorial Aplikasi Program

Belajar Microsoft Excel: 100% Video Tutorial Lengkap

Belajar Javascript: 100% Video Tutorial ---

cek kursus kami

Manajemen Data Menggunakan Stata

Analisa Data Susenas Menggunakan Stata

data panel menggunakan stata

regresi logistik dengan spss

kursus snse dan spa

cara menggunakan oxmetrics

analisa input output

kursus ahp analythical hierarchy process

analisa regresi spss

arima garch var ecm menggunakan stata

logit tobit probit panel logit stata menggunakan stata

ifls tutorial menggunakan stata

dynamic panel data menggunakan stata

data envelopment analysis (dea)

belajar cara menggunakan eviews

belajar cara menggunakan spss

kursus cara menggunakan stata ======