Informasi harga pangan pokok yang disajikan pada buletin bulan Desember
2007 ini berasal dari hasil olahan data sekunder Departemen Perdagangan (Depperdag)
dan Badan Pusat Statistik (BPS). Harga komoditas beras, gula pasir (lokal),
minyak goreng, daging sapi, daging ayam broiler, telur ayam ras, cabe merah besar, bawang merah, kacang
tanah, ubi kayu, jagung pipilan, kedele (lokal) dan kacang hijau, merupakan
data hasil survei setiap hari kerja di pasar tradisional masing-masing kota. Harga gabah merupakan hasil survei yang
dilakukan oleh BPS.
Prediksi harga dilakukan dengan metode
peramalan data deret waktu menggunakan paket
program MINITAB versi 13.0. Model yang
digunakan untuk seluruh komoditas adalah model ARIMA. Validasi peramalan
dilakukan terhadap beberapa model yang terpilih. Model peramalan terbaik
diperoleh apabila model mempunyai nilai MSE (Mean Square Error) dan MAPE (Mean
Absolute Percentages Error) yang terkecil.
Sedikit berbeda dengan prediksi sebelumnya,
mulai bulan Februari 2007 prediksi harga dilakukan dua bulan kedepan dengan
rincian prediksi mingguan. Dengan membagi prediksi kedalam mingguan selama 2
bulan kedepan, diharapkan pembaca dapat lebih mencermati gejala yang terjadi
secara lebih terinci, berdasarkan prediksi yang ada. Dan sejak bulan Maret 2007
komoditas yang dianalisis bertambah 4 yaitu jagung pipilan, ubi kayu, kedele
(lokal) dan kacang hijau.
Semoga isi buletin ini dapat dimanfaatkan
sebagai sistem peringatan dini (early
warning system) untuk pemantauan harga bahan pokok di beberapa kota besar
di Indonesia (Jawa dan Bali). Early
warning system sangat diperlukan pada situasi tertentu, seperti pada saat
menghadapi hari besar keagamaan nasional ataupun ketika terjadi bencana alam
seperti banjir. Pada situasi demikian memungkinkan terjadinya lonjakan harga
yang sangat ekstrim yang disebabkan oleh meningkat-nya permintaan, sementara
jalur distribusi mengalami hambatan.
Selama bulan Nopember 2007, perkembangan harga
rata-rata mingguan beras, di beberapa kota cenderung stabil kecuali di Surabaya
berfluktuasi. Selama bulan Nopember
2007, harga beras tertinggi terjadi di Jakarta yaitu Rp. 5.228,-/kg. Sementara harga terendah terjadi di Surabaya
pada minggu ke IV yaitu Rp. 4.433,-/kg (Grafik 1).
Apabila dibandingkan dengan bulan Oktober 2007,
harga beras di Yogyakarta dan Surabaya mengalami kenaikan masing-masing 2,48
persen dan 4,35 persen, sementara di kota-kota lainnya tidak mengalami
perubahan dari bulan
sebelumnya. Bila dibanding-kan dengan harga pada bulan Nopember
2006, harga beras di semua kota mengalami kenaikan yang berkisar antara 9,21
persen (Jakarta) sampai 15,71 persen (Semarang), kecuali di Surabaya justru
menurun 2,12 persen seperti terlihat pada Tabel 1.
Harga rata-rata beras bulan Desember 2007 dan
Januari 2008 diperkirakan akan stabil kecuali di Semarang dan Surabaya akan
cenderung meningkat. Pada bulan Desember
perkiraan harga ini berkisar antara Rp. 4.446,-/kg sampai Rp. 5.228,-/kg dengan
batas bawah terendah Rp. 4.052,-/kg dan batas atas tertinggi Rp.
5.910,-/kg. Sementara pada bulan Januari
perkiraan harga ini berkisar antara Rp. 4.466,-/kg sampai Rp. 5.228,-/kg dengan
batas bawah terendah Rp. 3.896,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 6.232,-/kg. Harga beras tertinggi diperkirakan akan
terjadi di Jakarta pada bulan Januari yang berkisar antara Rp. 4.585,-/kg
sampai Rp. 5.961,-/kg. Sementara harga terendah terjadi di Surabaya pada bulan Januari
dengan kisaran Rp. 3.896,-/kg sampai Rp. 5.137,-/kg.
Tabel 1. Perbandingan Harga Rata-rata Beras Nopember terhadap
Oktober 2007 dan Nopember 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Desember 2007 dan
Januari 2008
2. JAGUNG
PIPILAN
Perkembangan harga rata-rata jagung pipilan di
beberapa kota besar selama bulan Nopember 2007 cenderung stabil kecuali di
Jakarta dan Yogyakarta cenderung berfluktuasi.
Harga rata-rata mingguan jagung pipilan tertinggi terjadi di Jakarta pada minggu I
yaitu Rp. 5.938,-/kg sementara terendah terjadi di Semarang yaitu Rp.
2.540,-/kg (Grafik 2).
Dibandingkan dengan harga
bulan Oktober 2007, harga jagung pipilan di Yogyakarta dan Surabaya meningkat
masing-masing 16,11 persen dan 3,87 persen sementara di kota lainnya stabil
kecuali di Jakarta menurun 7,64 persen (Tabel 2). Jika dibandingkan dengan bulan yang sama
tahun lalu, harga jagung pipilan mengalami peningkatan di semua kota. Peningkatan harga ini berkisar antara 0,79
persen (Semarang) sampai 48,15 persen (Bandung).
Harga rata-rata mingguan
jagung pipilan pada bulan Desember 2007 dan Januari 2008 diperkirakan akan
sedikit naik di Jakarta, Yogyakarta dan Denpasar, sementara di Surabaya
diperkirakan naik pada bulan Desember dan turun pada bulan Januari 2008. Pada bulan Desember perkiraan harga ini
berkisar antara Rp. 2.540,-/kg sampai Rp. 4.347,-/kg dengan batas bawah
terendah Rp. 2.457,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 5.605,-/kg. Sementara pada bulan Januari perkiraan harga
ini berkisar antara Rp. 2.540,-/kg sampai Rp. 4.368,-/kg dengan batas bawah
terendah Rp. 2.421,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 6.334,-/kg. Harga tertinggi diperkirakan akan terjadi di
Jakarta yaitu sebesar Rp. 4.368,-/kg pada bulan Januari 2008, sementara harga
terendah diperkirakan terjadi di Semarang yaitu Rp. 2.540,-/kg (Tabel 2).
Tabel 2. Perbandingan Harga Rata-rata Jagung Pipilan Nopember
terhadap Oktober 2007 dan Nopember 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007
dan Jan. 2008
3. UBI KAYU
Perkembangan harga rata-rata ubi kayu di beberapa
kota besar selama bulan Nopember 2007 di beberapa kota cenderung stabil kecuali
di Jakarta dan Bandung cenderung berfluktuasi.
Harga rata-rata mingguan ubi kayu tertinggi terjadi di Jakarta yaitu Rp.
3.233,-/kg sementara terendah terjadi di Yogyakarta yaitu Rp. 1.000,-/kg
(Grafik 3).
Dibandingkan dengan harga
bulan Oktober 2007, harga ubi kayu di Jakarta, Bandung dan Surabaya naik
berkisar antara 4,27 persen (Jakarta) dan 6,67 persen (Surabaya) dan di kota
lainnya stabil. Jika dibandingkan dengan
bulan yang sama tahun lalu, harga ubi kayu mengalami kenaikan yang berkisar
antara 14,89 persen (Semarang) sampai 146,90 persen (Bandung). Sementara di Yogyakarta dan Denpasar stabil
(Tabel 3).
Harga rata-rata mingguan
ubi kayu pada bulan Desember 2007 dan Januari 2008 diperkirakan cenderung
stabil kecuali di Jakarta dan Surabaya sedikit meningkat. Pada bulan Desember 2007 perkiraan harga ini
berkisar antara Rp. 1.000,-/kg sampai Rp. 3.172,-/kg dengan batas bawah
terendah Rp. 491,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 3.990,-/kg. Sementara pada bulan Januari perkiraan harga
ini berada pada kisaran Rp. 1.000,-/kg sampai Rp. 3.234,-/kg dengan batas bawah
terendah Rp. 365,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 4.472,-/kg. Harga tertinggi diperkirakan akan terjadi di
Jakarta yaitu sebesar Rp. 3.234,-/kg, sementara harga terendah diperkirakan
terjadi di Yogyakarta yaitu Rp. 1.000,-/kg (Grafik 3).
Tabel 3. Perbandingan Harga Rata-rata Ubi Kayu Nopember terhadap
Oktober 2007 dan Nopember 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007 dan
Jan. 2008
4.
KEDELE
Perkembangan harga rata-rata
mingguan komoditas kedele lokal selama bulan Nopember 2007 relatif
stabil di Semarang dan Denpasar masing-masing pada tingkat harga sebesar Rp. 2.540,-/kg dan Rp. 3.500,-/kg.
Sedangkan di Jakarta,
Yogyakarta dan Surabaya
cenderung terjadi peningkatan harga sampai dengan minggu IV. Pada periode ini, harga kedele lokal tertinggi terjadi di Jakarta pada minggu III sebesar Rp. 6.433,-/kg, sedangkan harga terrendah terjadi di Semarang pada minggu I hingga IV sebesar Rp. 2.540,-/kg (Grafik 4).
Apabila dibandingkan dengan bulan
sebelumnya, harga kedele lokal pada bulan Nopember 2007 mengalami
peningkatan di Jakarta, Yogyakarta dan
Surabaya, masing-masing sebesar 10,33 persen, 0,37 persen dan 3,10 persen, sedangkan di Semarang dan Denpasar harga kedele lokal turun masing-masing sebesar
53,93 persen dan 30,00 persen (Tabel 4). Demikian pula, apabila
dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, juga terjadi kenaikan
harga di Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya, sementara
penurunan harga terjadi di Semarang dan Denpasar masing-masing sebesar 46,72 peresn dan 30 persen.
Pada bulan Desember 2007, harga
rata-rata kedele lokal diperkirakan akan sedikit naik di Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya. Sedangkan di Denpasar turun, dan di Semarang stabil.
Pada bulan Desember
2007, harga rata-rata kedele
lokal diperkirakan akan berkisar antara Rp. 2.540,-/kg (Semarang) hingga Rp. 6.458,-/kg (Jakarta), dengan batas atas tertinggi Rp.
7.262,-/kg dan batas bawah terendah Rp. 2.014. Kemudian, pada bulan berikutnya, yakni Januari 2008, harga rata-rata kedele
lokal diperkirakan akan berkisar antara Rp. 2.540,-/kg (Semarang) hingga Rp. 6.553,-/kg (Jakarta), dengan batas atas tertinggi Rp.
7.764,-/kg dan batas bawah terendah Rp. 1.829,-/kg seperti terlihat pada Tabel
4.
Tabel 4. Perbandingan
Harga Kedele Lokal Bulan Nopember terhadap Oktober
2007 dan Nopember 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007 dan Jan. 2008
5. KACANG HIJAU
Sumber : Dep.
Perdagangan diolah oleh Pusdatin, Deptan
|
|
Perkembangan harga rata-rata
mingguan kacang hijau selama bulan Nopember 2007 cenderung stabil di Bandung, Semarang dan
Denpasar masing-masing pada tingkat harga sebesar Rp. 8.250,-/kg, Rp. 7.500,-/kg dan Rp.
8.000,-/kg. Sementara di Jakarta dan Yogyakarta cenderung mengalami penurunan harga, sedangkan di
Yogyakarta mengalami penurunan harga di minggu II kemudian stabil sampai minggu IV (Grafik 5).
Apabila dibandingkan dengan bulan
sebelumnya (Oktober 2007), maka harga rata-rata kacang hijau mengalami peningkatan di bandung
dan Surabaya
masing-masing sebesar 0,26 persen dan 0,13 persen. Sedangkan di Jakarta, Semarang dan
Yogyakarta terjadi penurunan harga masing-masing sebesar 6,25 persen, 0,13
persen dan 3,96 persen. Sementara di Denpasar tidak
terjadi perubahan harga. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun
sebelumnya (Nopember 2006) terjadi peningkatan harga kacang hijau di semua kota
besar kecuali di Jakarta yang sedikit turun (Tabel 5).
Pada bulan Desember 2007, harga
rata-rata kacang hijau diperkirakan akan mengalami peningkatan di Bandung, sedangkan
di Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya mengalami
penurunan harga. Sementara di Semarang
dan Denpasar tidak terjadi perubahan harga. Pada bulan Desember 2007, harga kacang hijau diperkirakan akan berkisar antara Rp. 7.029,-/kg (Yogyakarta)
hingga Rp. 8.357,-/kg (Jakarta) dengan batas bawah terendah Rp.
6.181,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 9.310,-/kg. Demikian
pula pada bulan berikutnya (Januari 2008), harga rata-rata kacang hijau diperkirakan akan berkisar antara Rp. 7.075,-/kg (Yogyakarta)
hingga Rp. 8.400,-/kg (Jakarta), dengan batas bawah terendah Rp.
5.453,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 10.317,-/kg (Tabel 5).
Tabel 5. Perbandingan
Harga Rata-rata Kacang Hijau Nopember terhadap Oktober 2007 dan Nopember
2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007 dan Jan. 2008
Perkembangan harga rata-rata
mingguan kacang tanah selama bulan Nopember 2007 cenderung terus terjadi peningkatan harga
di Semarang, sedangkan di
Surabaya terjadi penurunan harga. Sementara di Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Denpasar cenderung
berfluktuasi (Grafik 6).
Apabila dibandingkan dengan bulan
sebelumnya, maka harga rata-rata kacang tanah pada bulan Nopember 2007 mengalami penurunan di semua kota besar yang berkisar antara 0,54 persen hingga
9,75
persen, kecuali di Denpasar
naik 2,08 persen. Apabila dibanding-kan dengan bulan
yang sama tahun sebelumnya (Nopember 2006) maka harga kacang tanah juga mengalami peningkatan yang cukup
tinggi di semua kota
besar (Tabel 6).
Pada bulan Desember 2007, harga
rata-rata kacang tanah diperkirakan akan mengalami peningkatan di kota Jakarta dan Semarang,
sedangkan di Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Denpasar
terjadi penurunan harga. Harga rata-rata kacang tanah
pada bulan Desember 2007 diperkirakan akan berkisar antara Rp. 9.921,-/kg (Yogyakarta) hingga
Rp. 13.744,-/kg (Bandung). Kemudian, pada
bulan Januari 2008, harga rata-rata kacang tanah diperkirakan akan berkisar antara Rp. 9.796,-/kg (Yogyakarta)
hingga Rp. 13.749,-/kg (Bandung).
Tabel 6. Perbandingan
Harga Rata-rata Kacang Tanah Nopember terhadap Oktober
2007 dan Nopember 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007 dan Jan. 2008
7. DAGING SAPI
Perkembangan harga rata-rata
mingguan daging sapi selama bulan Nopember 2007 di Jakarata dan Surabaya cenderung menurun. Sedangkan di Bandung, Semarang, Yogyakarta
dan Denpasar harga relatif stabil masing-masing pada tingkat harga Rp. 49.000,-/kg, Rp. 48.200,-/kg, Rp. 48.000,-/kg dan Rp. 35.000,-/kg. Pada periode ini,
harga terendah terjadi di Denpasar rata-rata sebesar Rp. 35.000,-/kg dan tertinggi di Jakarta pada minggu I sebesar Rp. 54.000,-/kg (Grafik 7).
Dibandingkan dengan harga rata-rata pada bulan
sebelumnya harga daging sapi pada bulan Nopember 2007 mengalami penurunan di
semua kota, di Jakarta turun 5,65 persen, di Bandung 3,52 persen, Semarang 0,51
persen, Yogyakarta 0,26 persen, Surabaya 1,49 persen dan Denpasar turun 3,31 persen. Apabila
dibandingkan dengan harga pada bulan yang sama tahun sebelumnya, harga
rata-rata daging sapi mengalami kenaikan di empat kota (Jakarta 7,92 persen,
Semarang 0,99 persen, Yogyakarta 3,93 persen dan Denpasar 2,84 persen). Sedang
di Bandung dan Surabaya justru turun, masing-masing sebesar 1,96 persen dan
0,94 persen (Tabel 7).
Pada bulan Desember 2007 dan Januari 2008 harga rata-rata daging sapi diperkirakan akan
sedikit mengalami kenaikan kecuali harga di Yogyakarta dan Denpasar
diperkirakan akan stabil masing-masing pada tingkat harga Rp. 48.000,-/kg dan
Rp. 35.000,-/kg. Pada bulan Desember 2007 harga tertinggi terjadi di Jakarta sebesar Rp.53.720,-/kg, dengan batas atas Rp. 59.955,-/kg dan batas bawah Rp. 48.332. Sedangkan harga terendah terjadi di Denpasar yaitu sebesar Rp. 35.000,-/kg,
dengan batas bawah Rp. 32.460,-/kg dan batas atas Rp. 37.739,-/kg. Pada bulan Januari 2008 perkiraan harga
rata-rata daging sapi tertinggi tetap di Jakarta sebesar Rp. 54.016,-/kg dengan
batas atas Rp.63.444,-/kg. Harga terendah diperkirakan di kota Denpasar Rp.35.000,-/kg
dengan batas bawah Rp.31.463,-/kg (Tabel 7).
Tabel 7. Perbandingan Harga Rata-rata Daging Sapi Nopember
terhadap Oktober 2007 dan Nopember 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007
dan Jan. 2008
8.
DAGING
AYAM BROILER
Perkembangan harga rata-rata mingguan daging ayam
broiler selama bulan Nopember 2007 di
enam kota besar bervariasi. Harga rata-rata terendah terjadi di Denpasar pada
minggu I sebesar Rp.15.333,-/kg.
Sedangkan harga tertinggi terjadi di Jakarta
pada minggu I yaitu sebesar Rp. 17.633,-/kg. (Grafik 8).
Dibandingkan dengan harga bulan
sebelumnya harga rata-rata daging ayam broiler bulan Nopember 2007 pada umumnya mengalami penurunan antara 4,48 persen (Yogyakarta) sampai 10,04
persen (Jakarta), kecuali Denpasar naik
1,42 persen. Jika dibandingkan dengan
harga pada bulan yang sama tahun sebelumnya, harga rata-rata daging ayam
broiler pada umumnya mengalami kenaikan, antara 0,22 persen (Surabaya) hingga 4,39
persen (Yogyakarta). Kecuali Bandung dan Denpasar mengalami penurunan masing-masing sebesar
5,42 persen dan 7,33 persen. (Tabel 8).
Harga rata-rata daging ayam broiler bulan Desember 2007
dan Januari 2008 diperkirakan akan bervariasi, beberapa kota meningkat dan di
beberapa kota turun. Pada bulan Desember 2007 perkiraan harga akan
berkisar antara Rp.15.007,-/kg (Surabaya) sampai Rp. 17.387,- /kg (Bandung), dengan batas bawah terendah Rp. 11.868,-/kg dan batas
atas tertinggi Rp 21.599,-/kg. Sedangkan bulan Januari 2008 perkiraan hargaakan berkisar antara
Rp. 14.277,-/kg (Surabaya) dengan batas bawah terendah Rp. 10.727,-/kg dan batas
atas tertinggi Rp. 23.969,-/kg (Tabel 8).
|
|
Sumber : Dep. Perdagangan
diolah oleh Pusdatin, Deptan
|
|
Tabel 8. Perbandingan Harga Rata-rata Ayam Broiler Nopember
terhadap Oktober 2007 dan Nopember 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007
dan Jan. 2008
9. TELUR AYAM RAS
Selama bulan Nopember 2007 perkembangan harga
rata-rata mingguan telur ayam ras di enam kota besar Jawa dan Bali bervariasi,
dengan kisaran harga antara Rp. 8.483,-/kg (Surabaya minggu IV) hingga
Rp.10.417,-/kg (Jakarta di minggu III), seperti terlihat pada Grafik 9.
Dibandingkan dengan harga bulan sebelumnya harga rata-rata telur ayam ras bulan Nopember 2007 pada umumnya mengalami penurunan antara 0,24
persen (Surabaya) hingga 9,39 persen (Denpasar). Hanya di Bandung dan
Yogyakarta mengalami sedikit kenaikan, sebesar 0,57 persen dan 0,60 persen.
Apabila dibandingkan dengan harga pada bulan yang sama tahun sebelumnya, harga
rata-rata telur ayam ras mengalami kenaikan di semua kota antara 3,78 persen
(Denpasar) sampai 16,97 persen (Jakarta), seperti terlihat pada
Tabel 9.
Perkiraan harga rata-rata
telur ayam ras pada bulan Desember 2007,
dan Januari 2008 cederung berfluktuasi, di sebagian kota cenderung naik
sedang di kota lain cenderung turun. Pada Desember 2007 harga diperkirakan akan berkisar antara Rp. 8.132,-/kg (Surabaya) hingga Rp.
10.215,-/kg (Jakarta), dengan batas bawah terendah Rp. 6.667,-/kg dan batas atas tertinggi
Rp. 12.030,-/kg. Pada bulan Januari 2008 harga
diperkirakan akan berkisar
antara Rp. 7.774,-/kg (Surabaya) hingga Rp. 10.221,-/kg (Jakarta), dengan batas bawah terendah Rp. 6.179,-/kg dan batas atas tertinggi Rp.
12.858 (Tabel 9).
Tabel 9. Perbandingan Harga
Rata-rata Telur Ayam Ras Nopember terhadap Oktober 2007 dan Nopember 2006 serta
Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007 dan Jan. 2008
10.
GULA
PASIR
Perkembangan harga rata-rata gula pasir di Jakarta, Bandung dan
Yogyakarta selama bulan Nopember 2007 cenderung stabil, sedangkan di Semarang, Yogyakarta dan Surabaya
mengalami penurunan pada minggu III dan IV. Harga rata-rata mingguan gula pasir tertinggi terjadi di Jakarta pada minggi I, II dan IV yaitu sebesar Rp. 6.680,-/kg sementara
terendah terjadi di Surabaya pada minggu IV yaitu sebesar Rp. 5.658,-/kg (Grafik 10).
Dibandingkan dengan harga
bulan Oktober 2007, harga gula pasir di beberapa kota
mengalami sedikit penurunan yang berkisar antara 0,01 persen (Jakarta) sampai 0,95 persen (Surabaya), sebaliknya di Bandung terjadi kenaikan harga yaitu sebesar 0,18 persen,
sedangkan di Denpasar tidak terjadi perubahan harga. Jika
dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, harga gula pasir mengalami kenaikan di beberapa kota berkisar antara 0,22 persen (Yogyakarta) sampai 8,25 persen
(Jakarta), sedangkan di Semarang dan Surabaya mengalami penurunan masing-masing
sebesar 2,26 persen dan 5,42 persen, sementara di Denpasar tidak mengalami
perubahan, seperti terlihat pada Tabel 10.
Harga rata-rata mingguan gula pasir pada bulan Desember 2007
dan Januari 2008 diperkirakan
akan relatif stabil hampir di
semua kota, kecuali di Yogyakarta mengalami sedikit penurunan. Pada bulan Desember 2007 perkiraan harga ini berkisar antara Rp. 5.669,-/kg sampai Rp. 6.681,-/kg dengan batas bawah terendah Rp. 5.147,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 7.198,-/kg. Sementara pada bulan Januari 2008 perkiraan harga ini berkisar antara Rp. 5.669,-/kg sampai Rp. 6681,-/kg dengan batas bawah terendah Rp. 4.830,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 7.453,-/kg. Harga tertinggi diperkirakan
akan terjadi di Jakarta yaitu sebesar Rp. 6.681,-/kg, sementara harga terendah diperkirakan
terjadi di Surabaya yaitu sebesar Rp. 5.669,-/kg (Tabel 10).
Tabel 10. Perbandingan Harga Rata-rata Gula Pasir Nopember
terhadap Oktober 2007 dan Nopember 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007
dan Jan. 2008
11.
MINYAK GORENG
Perkembangan harga rata-rata mingguan minyak goreng
di Jawa dan Bali selama bulan November 2007 relatif stabil (perubahan harga
hanya sedikit) dibandingkan pada awal tahun 2007 . Harga rata-rata di Denpasar
sangat stabil pada tingkat harga Rp. 9.000,-/kg. Sementara di Jakarta terus
mengalami penurunan hingga leve Rp. 8.834,-/kg pada minggu IV dari sebesar Rp.
9.100,-/kg pada minggu I, seperti terlihat pada Grafik 11.
Dibandingkan bulan Oktober 2007, harga rata-rata
mingguan minyak goreng bulan November 2007 umumnya mengalami peningkatan antara
1,20 persen (Semarang) hingga 3,31 persen (Yogyakarta). Sedangkan di Jakarta
justru mengalami penurunan sebesar 1,95 persen. Sementara di Denpasar tidak
mengalami perubahan harga sedikitpun. Dan bila dibandingkan dengan harga
rata-rata pada bulan November 2006, terjadi peningkatan yang sangat signifikan
disemua kota hingga mencapai 54,63 persen (Yogyakarta). Hal ini terjadi karena
pada tahun 2007 terjadi peningkatan harga CPO (Tabel 11).
Harga rata-rata mingguan bulan Desember 2007 dan
bulan Januari 2008 diperkirakan akan berkisaran pada harga Rp. 8.000,- an/kg,
kecuali di Denpasar yang tetap lebih tinggi dari harga di Jawa. Pada bulan
Desember 2007 harga diperkirakan akan berkisar antara Rp. 8.499,-/kg
(Yogyakarta) hingga Rp. 9.019,-/kg (Denpasar), dengan batas bawah terendah
sebesar Rp. 7.514,-/kg dan batas atas tertinggi sebesar Rp. 10.247,-/kg.
Perkiraan harga rata-rata bulan Januari 2008 diperkirakan akan berkisar antara
Rp. 8.499,-/kg (Yogyakarta) hingga Rp. 9.050,-/kg (Denpasar), dengan batas
bawah terendah sebesar Rp. 7.156,-/kg dan batas atas tertinggi sebesar Rp.
10.847,-/kg (Tabel 11).
Tabel 11. Perbandingan Harga Rata-rata Minyak Goreng Nopember
terhadap Oktober dan Nopember 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007 dan
Jan. 2008
12.
BAWANG
MERAH
Selama bulan Nopember 2007,
per-kembangan harga rata-rata mingguan bawang merah, di semua kota mengalami kenaikan harga yang cukup tajam.
Kenaikan harga yang cukup tajam terjadi di beberapa kota pada minggu IV
yang berkisar antara Rp. 1.400,-/kg sampai Rp. 4.459,-/kg. Selama bulan Nopember 2007, harga bawang merah tertinggi terjadi di Surabaya pada minggu IV yaitu Rp. 14.417,-/kg. Sementara harga terendah
terjadi di Semarang pada minggu
I yaitu Rp. 8.650,-/kg
(Grafik 12).
Apabila dibandingkan
dengan bulan Oktober
2007, harga bawang merah di semua kota mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi berkisar antara 37,96 persen (Jakarta) sampai 68,02 persen (Yogyakarta).
Demikan
pula bila
dibandingkan dengan harga pada bulan Nopember 2006, harga bawang merah di semua kota mengalami kenaikan
yang cukup
tinggi hingga mencapai 137,16 persen, sementara di kota lainnya berkisar antara 58,37 persen (Denpasar) sampai 96,44 persen (Surabaya), seperti terlihat pada
Tabel 12.
Harga rata-rata bawang merah bulan Desember 2007 dan Januari 2008 diperkirakan akan meningkat di semua kota
Jawa dan Bali. Pada bulan Desember 2007 perkiraan harga ini berkisar antara Rp. 11.953,-/kg
sampai Rp. 15.043,-/kg dengan batas bawah terendah
Rp. 7.777,-/kg dan batas atas tertinggi
Rp. 21.753,-/kg. Sementara pada bulan Januari 2008 diperkiraan harga ini berkisar
antara Rp. 12.157,-/kg sampai Rp. 15.043,-/kg dengan batas bawah terendah
Rp. 6.442,-/kg dan batas atas tertinggi
Rp. 27.178,-/kg. Harga tertinggi diperkirakan akan terjadi di Semarang yaitu sebesar Rp. 15.043,-/kg, sementara harga
terendah diperkirakan terjadi di Depasar pada bulan Desember 2007 minggu I yaitu sebesar Rp. 11.877,-/kg (Tabel 10).
Tabel 12. Perbandingan
Harga Rata-rata Bawang Merah Nopember terhadap Oktober 2007 dan Nopember 2006
serta Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007 dan Jan. 08
13. CABE MERAH BESAR
Perkembangan harga rata-rata cabe merah besar di beberapa kota besar
selama bulan Nopember 2007 mengalami kenaikan, kecauli di Jakarta pada minggu IV terlihat turun dari minggu III. Sedangkan di Bandung hingga minggu III meng-alami penurunan, untuk kemudian sedikit naik pada minggu
IV. Sementrara di Yogyakarta berfluktuasi. Harga rata-rata mingguan Cabe Merah Besar tertinggi terjadi di Jakarta pada minggi III yaitu sebesar Rp.16.167,-/kg sementara
terendah terjadi di Denpasar
pada minggu I dan II yaitu sebesar Rp. 9.000,-/kg (Grafik 13).
Dibandingkan dengan harga bulan Oktober 2007, harga cabe merah besar di beberapa kota mengalami kenaikan yang berkisar antara 0,53 persen
(Denpasar) sampai 16,68 persen (Yogyakarta), sedangkan di Semarang dan Surabaya
mengalami penurunan masing-masing sebesar 3,44 persen dan 16,14 persen.
Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, harga cabe merah besar mengalami peningkatan yang cukup besar hingga mencapai 105,24 persen
terjadi di Yogyakarta, demikian pula di kota lainnya yang berkisar antara 38,44
persen (Jakarta) sampai 99,29 persen (Denpasar).
Harga rata-rata mingguan cabe merah besar pada bulan Desember 2007 dan Januari 2008 diperkira-kan akan menurun
hampir di semua kota, kecuali di Denpasar mengalami sedikit
kenaikan. Pada bulan Desember 2007 perkiraan harga ini berkisar antara Rp. 9.035,-/kg sampai Rp. 14.934,-/kg dengan batas bawah terendah Rp. 4.200,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 28.388,-/kg.
Sementara pada bulan Januari
2008 perkiraan harga ini
berkisar antara Rp. 8.290,-/kg sampai Rp. 14.306,-/kg dengan batas bawah terendah Rp. 3.465,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 33.695,-/kg.
Harga tertinggi diperkirakan akan terjadi di Jakarta pada bulan Desember 2007 minggu I yaitu
sebesar Rp. 15.244,-/kg. Sementara harga terendah diperkirakan
terjadi di Surabaya pada
bulan Januari 2008 minggu IV yaitu sebesar Rp. 10.159,-/kg (Tabel 13).
Tabel 13. Perbandingan Harga Rata-rata Cabe Merah Nopember
terhadap Oktober 2007 dan Nopember 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Des. 2007
dan Jan. 2008
14.
GABAH
Pengamatan yang dilakukan di 18
(delapan belas) propinsi pada bulan Nopember 2007 diperoleh keragaan harga
gabah di tingkat petani dan penggilingan sebagai berikut:
a. Menurut pengamatan harga di tingkat
penggilingan secara rataan, transaksi harga gabah yang berada di atas Harga
Pembelian Pemerintah (HPP) adalah sebanyak 92,18 persen, sementara transaksi
yang dibawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) adalah sebanyak 7,52 persen
(Tabel 14).
b. Harga gabah yang berada di bawah HPP
terdapat di 7 (tujuh) provinsi, dan yang sama dengan HPP terdapat di 2 (dua)
provinsi yaitu Sumatera Barat dan Sulawesi Barat. Pada bulan Nopember 2007
persentase observasi transaksi harga gabah yang seluruhnya (100 persen) berada
di bawah HPP dan yang seluruhnya (100 persen) sama dengan HPP tidak ada.
c.
Pengamatan
pada bulan Nopember 2007, harga gabah yang berada diatas Harga Pembelian
Pemerintah (HPP) terdapat di 18 (delapan belas) provinsi, dimana seluruh
observasi transaksi harga gabahnya diatas HPP (100 persen), yaitu N. Aceh
Darussalam, Sumatera Utara, Riau, Jambi,
Lampung, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan
Sulawesi Utara. Sedangkan yang secara
relatif harga gabahnya di atas harga pembelian pemerintah lebih besar dijumpai
di propinsi Sumatera Barat (94,74 persen), Jawa Barat (96,59 persen, Jawa
Tengah (92,86 persen) dan Jawa Timur (92,05 persen).
Tabel 14. Persentase Observasi
Transaksi Harga Gabah ditingkat Penggilingan,
Bulan Nopember 2007
No
|
Propinsi
|
Sama dengan HPP (%)
|
Di Atas
HPP
(%)
|
Di Bawah HPP
(%)
|
Di Luar Kelompok Kualitas
(%)
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
01
|
N. Aceh Darussalam
|
-
|
100,00
|
-
|
-
|
02
|
Sumatera Utara
|
-
|
100,00
|
-
|
4,17
|
03
|
Sumatera Barat
|
1,31
|
94,74
|
3,95
|
5,00
|
04
|
Riau
|
-
|
100,00
|
-
|
-
|
05
|
Jambi
|
-
|
100,00
|
-
|
75,00
|
06
|
Lampung
|
-
|
100,00
|
-
|
-
|
07
|
Jawa Barat
|
-
|
96,59
|
3,41
|
16,19
|
08
|
Jawa Tengah
|
-
|
92,86
|
7,14
|
59,62
|
09
|
D.I. Yogyakarta
|
-
|
83,33
|
16,67
|
-
|
10
|
Jawa Timur
|
-
|
92,05
|
7,95
|
32,82
|
11
|
Banten
|
-
|
44,44
|
55,56
|
-
|
12
|
Bali
|
-
|
100,00
|
-
|
8,22
|
13
|
Kalimantan Barat
|
-
|
100,00
|
-
|
-
|
14
|
Kalimantan Tengah
|
-
|
100,00
|
-
|
-
|
15
|
Kalimantan Selatan
|
-
|
100,00
|
-
|
-
|
16
|
Sulawesi Utara
|
-
|
100,00
|
-
|
-
|
17
|
Sulawesi Selatan
|
-
|
68,97
|
31,03
|
9,37
|
18
|
Sulawesi Barat
|
33,33
|
66,67
|
-
|
80,00
|
|
Tingkat Penggilingan
|
0,29
|
92,18
|
7,52
|
22,87
|
Sumber : BPS, Laporan Monitoring s/d Nopember 2007
d.
Dalam bulan Nopember 2007
observasi transaksi harga gabah yang diluar kelompok kualitas (kadar air di
atas 25 persen dan atau kadar hampa dan kotoran lebih besar 15 persen) terdapat
di 9 (sembilan) provinsi. Secara rataan jumlah transaksi harga gabah diluar
kelompok kualitas tersebut adalah sebesar 22,87 persen untuk tingkat
penggilingan (Tabel 14).
e.
Gabah Kualitas Rendah periode
bulan Mei sampai dengan Nopember 2007 terdapat di 18 (Delapan belas) propinsi yaitu
N. Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau Jambi, Lampung, Jawa
Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, Nusa Tenggara
Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan
Sulawesi Tenggara. Bila dibandingan dengan bulan Oktober 2007, persentase harga
gabah di tingkat penggilingan untuk gabah kualitas rendah mengalami penurunan
di propinsi Sumut, Sumbar dan Jabar, sedangkan di propinsi Jambi, Jateng,
Jatim, Bali, Sulsel dan Sulbar mengalami peningkatan (Tabel 15).
Tabel 15. Persentase Observasi Transaksi Harga Gabah
Tingkat Penggilingan
Gabah Kualitas Rendah, Mei s/d Nopember 2007
No.
|
Propinsi
|
2007
|
Mei
|
Juni
|
Juli
|
Agust.
|
Sept.
|
Okt.
|
Nop.
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
(8)
|
(9)
|
1
|
N. Aceh
Darussalam
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
Sumatera
Utara
|
10,26
|
4,76
|
41,67
|
37,04
|
44,74
|
11,11
|
4,17
|
3
|
Sumatera
Barat
|
2,90
|
3,51
|
4,55
|
3,03
|
7,89
|
6,06
|
5,00
|
4
|
Riau
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5
|
Jambi
|
38,89
|
40,00
|
33,33
|
50,00
|
-
|
-
|
75,00
|
6
|
Lampung
|
26,67
|
-
|
20,00
|
-
|
13,33
|
3,03
|
-
|
7
|
Jawa
Barat
|
28,30
|
13,71
|
24,14
|
27,03
|
22,54
|
17,19
|
16,19
|
8
|
Jawa
Tengah
|
29,84
|
58,44
|
46,49
|
25,71
|
8,11
|
28,57
|
59,62
|
9
|
D.I.
Yogyakarta
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
10
|
Jawa
Timur
|
33,67
|
14,69
|
6,52
|
21,39
|
23,18
|
20,77
|
32,82
|
11
|
Banten
|
20,83
|
-
|
-
|
3,70
|
-
|
-
|
-
|
12
|
Bali
|
3,39
|
13,04
|
37,93
|
19,44
|
10,28
|
6,52
|
8,22
|
13
|
Nusa
Tenggara Barat
|
46,94
|
-
|
19,51
|
23,19
|
-
|
-
|
-
|
14
|
Kalimantan
Timur
|
40,00
|
-
|
-
|
100,00
|
-
|
-
|
-
|
15
|
Sulawesi
Tengah
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
16
|
Sulawesi
Selatan
|
3,85
|
-
|
-
|
-
|
2,04
|
-
|
9,37
|
17
|
Sulawesi
Barat
|
10,00
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
80,00
|
18
|
Sulawesi
Tenggara
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
40,00
|
-
|
Sumber : BPS, Laporan Monitoring s/d Nopember 2007
f.
Persentase
harga gabah di tingkat penggilingan untuk observasi di bawah Harga Pembelian
Pemerintah (HPP), pada bulan Maret sampai Nopember 2007 terlihat berfluktuasi,
sedangkan gabah kualitas rendah terlihat meningkat hingga bulan April 2007,
untuk kemudian berfluktuasi pada bulan berikutnya. Bila dibandingkan dengan
bulan Oktober 2007, baik harga gabah di bawah HPP maupun kualitas rendah
mengalami peningkatan (Tabel 16).
Tabel 16. Persentase Transaksi
Harga di Bawah HPP dan Gabah Kualitas
Rendah
(Maret s/d Nopember 2007)
Rincian
|
Di Tingkat Penggilingan (%)
|
2007
|
Maret
|
April
|
Mei
|
Juni
|
Juli
|
Agust.
|
Sept.
|
Okt.
|
Nop.
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
(8)
|
(9)
|
(10)
|
Obs. Di bawah
HPP
|
0,24
|
41,67
|
28,02
|
14,66
|
8,20
|
10,34
|
8,65
|
4,55
|
7,52
|
Obs. Gabah
Kualitas Rendah
|
25,02
|
31,92
|
22,37
|
15,15
|
16,82
|
16,63
|
12,80
|
11,15
|
22,87
|
Sumber : BPS, Laporan Monitoring s/d
Nopember 2007
g. Harga rata-rata gabah pada bulan Nopember
2007, baik ditingkat penggilingan maupun petani untuk kualitas GKG dan Kualitas
Rendah mengalami penurunan, sedangkan kualitas GKP sedikit mengalami
peningkatan, bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, Seperti terlihat pada
Tabel 17.
Tabel 17. Rata-rata Harga Gabah
Menurut Kualitas, September s/d Nopember 2007
Kualitas
|
HPP
|
Tingkat
Penggilingan (Rp/Kg)
|
%
Peru-bahan
|
Tingkat
Petani (Rp/Kg)
|
%
Peru-bahan
|
2007
|
Sept.
|
Okt.
|
Nop.
|
Nop. thd Okt.
|
Sep.
|
Okt.
|
Nop.
|
Nop. thd
Okt.
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
(8)
|
(9)
|
(10)
|
a. GKG
|
2.575 *)
|
2.542,36
|
2.790,83
|
2.648,64
|
-5,09
|
2.490,00
|
2.707,08
|
2.600,02
|
-3,95
|
b. GKP
|
2.000 **)
2.035 *)
|
2.364,44
|
2.375,65
|
2.379,56
|
0,16
|
2.310,00
|
2.319,79
|
2.330,89
|
0,48
|
c. Diluar
Kualitas
|
-
|
2.248,83
|
2.213,84
|
2.184,33
|
-1,33
|
2.185,66
|
2.148,70
|
2.134,65
|
-0,65
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber : BPS, Laporan Monitoring s/d Nopember 2007
Keterangan : *) HPP ditingkat Penggilingan **) HPP ditingkat Petani
h. Menurut laporan hasil monitoring BPS, selisih harga rata-rata
gabah (Rp/kg) di tingkat penggilingan terhadap harga pembelian pemerintah untuk
masing-masing kelom-pok kualitas seperti disajikan pada Tabel 18, adalah
sebagai berikut :
·
Selisih
harga untuk GKG sebesar Rp. 73,64 (2,86
persen di atas HPP).
·
Selisih
harga untuk GKP sebesar Rp. 330,89 (16,54 persen di atas HPP).
Sementara untuk harga GKP di tingkat petani:
·
Selisih
harga untuk GKP sebesar Rp. 344,56 (16,93 persen di atas HPP).
Tabel 18. Harga Gabah di Tingkat Petani dan
Penggilingan Bulan Nopember 2007
Kelompok Kualitas
|
Harga
gabah ditingkat petani (Rp/kg)
|
Rata-rata
harga tingkat penggilingan (Rp/kg)
|
Harga Pembelian Pemerintah
(HPP)*
(Rp/kg)
|
Selisih
kolom (5) terhadap kolom(6)
|
Terendah
|
Tertinggi
|
Rata-rata
|
(Rp/kg)
|
(%)
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
(8)
|
GKG
|
2.000,00
|
2.850,00
|
2.600,02
|
2.648,64
|
2.575 (Penggilingan)
|
73,64
|
2,86
|
GKP
|
1.260,00
|
3.200,00
|
2.330,89
|
2.379,56
|
2.000 (petani)
2.035 (peng-gilingan)
|
330,89
344,56
|
16,54
16,93
|
Diluar Kualitas
|
1.900,00
|
3.100,00
|
2.134,65
|
2.184,33
|
-
|
-
|
-
|
Keterangan : *)
HPP berdasarkan INPRES NOMOR 3 TAHUN 2007 tgl. 31 Maret 2007
diberlakukan mulai 1 April 2007
Sumber : BPS, Laporan Monitoring Nopember
2007
i.
Selanjutnya
dari observasi yang telah dilakukan BPS selama bulan Nopember 2007 (Tabel 18)
diperoleh informasi mengenai keadaan gabah yang dijual petani sebagai berikut :
- Harga
Pembelian Pemerintah (HPP) kelompok kualitas GKG pada bulan Nopember 2007
sebesar Rp. 2.575,00 /kg. Harga
gabah terendah di tingkat petani pada kelompok kualitas GKG adalah
Rp.2.000,00/kg yaitu di Lebak, Banten, sedangkan harga tertinggi Rp.
2.850,00 /kg terjadi di Deli Serdang, Sumut. Sementara rata-rata harga di
tingkat penggilingan adalah Rp. 2.648,64/kg.
- Harga
Pembelian Pemerintah (HPP) kelompok kualitas GKP pada bulan Nopember 2007
sebesar Rp. 2.000,00 /kg untuk tingkat petani dan Rp. 2.035,00/kg untuk
tingkat penggilingan. Harga gabah
terendah di tingkat petani pada kelompok kualitas GKP adalah
Rp.1.260,00/kg yaitu di Madiun, Jatim, sedangkan harga tertinggi Rp.
3.200,00 /kg terjadi di Solok, Sumbar.
Sementara rata-rata harga di tingkat penggilingan adalah Rp.
2.379,56 /kg.
- Untuk
harga gabah diluar kelompok kualitas, harga terendah di tingkat petani
Rp.1.900,00 /kg terjadi di Bogor & Sukabumi, Jabar. Karang Anyar,
Jatim. Ngawi & Pasuruan, Jatim,
Sedangkan harga tertinggi Rp. 3.100,00/kg terjadi di Solok, Sumbar
dengan rata-rata Rp. 2.134,65/kg.
Sementara rata-rata harga di tingkat penggilingan adalah Rp. 2.184,33/kg.